Tuesday, September 21, 2010

Post Breakup Cleanup

Breaking up is hard to do.. demikianlah sepenggal lagu yang tiba-tiba muncul di kepala saya ketika saya mencoba menulis blog sore ini. It is not just about dealing with your heart but also dealing with all the attributes or investment that you've already put in that fail relationship.

Contohnya teman saya. Beberapa waktu yang lalu dia baru saja putus dengan pacarnya. Mereka sempat tinggal bersama selama tiga tahun. Selama berpacaran, mereka tinggal bersama dan somehow teman saya ini bertindak sebagai "the provider" karena pacarnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Ketika mereka putus, teman saya baru mendapati, tidak cuma patah hati yang dia dapatkan namun juga tanggungan hutang mantannya senilai 60 juta rupiah plus tagihan telepon selularnya senilai 9 juta rupiah yang harus dia tanggung. Saya tidak bertanya detil mengenai kejadiannya. Namun dia bercerita bahwa sampai sekarang dia masih menyicil sisanya senilai 15 juta yang harus dibayarkan. Bisakah anda bayangkan bagaimana perasaan teman saya itu? Tidak cuma menanggung sakitnya patah hati namun juga hutang mantan?

Well, mungkin yang kita alami tidak se-ekstrim kejadian teman saya tadi, tapi pada dasarnya sama. Mungkin foto-foto, video-video liburan, hadiah-hadiah, barang-barang mantan yang masih ada di rumah kita atau sebaliknya, sampai ke hal-hal simple seperti nama panggilan di contact list kita. I call it "Post Break-up Clean-up". Ketika beberapa waktu lalu saya putus, hal-hal ini merupakan hal-hal yang menurut saya cukup berat dilakukan, terlebih lagi kalau kita putus baik-baik atau putus dalam keadaan anda masih sangat mencintai dia. Doing the Post Break-up Clean-up sucks. Yang saya rasakan sih setiap mendelete foto-foto itu saya seperti dipaksa untuk mengubur dan mengikhlaskan dia hilang dari kehidupan saya. Saya jadi bertanya, apakah sebenarnya hal ini penting? Apakah hal ini sebenarnya bisa membantu saya untuk bisa move on? It's so funny how a picture or a nickname can be very meaningful to us. I'm suddenly wondering, that maybe somehow is it what actually we're investing on a relationship? All those memories and things from the past for our future?

Mungkin Post Break-up Clean-up ini hanyalah sebuah attribut ketika kita putus dengan pacar kita. Namun yang paling penting menurut saya adalah bagaimana kita mengikhlaskan bahwa dia sudah tidak bersama dengan kita. Dia bukan untuk kita dan kita bukan untuk dia. Being sincere and forgiving is the key to move on, at least that's what I thought in mind.

Paranoia-paranoia pasti akan selalu muncul, seperti, "Kapan lagi bisa dapet orang seperti dia?", "I would never love like I love him ever again", "No one will ever love me like he did". Well.. Saya tidak bisa bilang bahwa itu bohong dan lebay belaka, karena mungkin saja hal itu akan terjadi. Namun, toh akhirnya tidak akan mengubah kenyataan apa-apa bahwa dia bukan milik anda lagi dan tidak ada jaminan bahwa kalian akan bersama di masa depan. So pilihannya cuma dua. Move on or Dwell?

I'm not gonna tell you what to do, but I do want to share this quote every time I break up with someone. "If you think like the past, see like the past, talk like the past and live like the past, good guys from the future will hard to find you. And hey.. remember the good one maybe gone, but the best is yet to come!"

Have a great evening everyone!

2 comments: